Bolehlah kita bertukar pikiran soal ini, anggap wae aku mewakili beberapa wanita yang memilih bekerja daripada sebagai ibu RT punya pikiran seperti ini :
Sebenarnya kalau boleh memilih aku milih di rumah jogo anak2 antar jemput mereka sekolah, walau jadi ibu RT ki ternyata BERAT BANGET..
Kesabaran kita lebih diuji daripada bekerja di kantoran...makanya aku tetap salut dengan teman2 dan para istri yang sanggup untuk menjadi ibu RT..
Namun, kebetulan kita punya kesempatan untuk bekerja, ditambah tuntutan hidup di Ibukota dengan kebutuhan yang lebih tinggi membuat kita ambil kesempatan tersebut
Ternyata benar kata2 orang tua, hidup di Jakarta atau mungkin dimanapun kalau bisa dua2nya bekerja jadi kita bisa membantu suami...
Kita sih gak terlalu mengejar jabatan dan gaji yang setinggi2nya, tapi bekerja ternyata ada manfaatnya supaya kita gak kuper dan bisa mengaktualisasikan diri lebih ke depan
Dengan kita bekerja pun bukan berarti kita mengabaikan keluarga dan anak2, justru kita dituntut untuk memanage waktu sebaiknya buat pekerjaan dan keluarga..
Malah kalau aku liat sekitar rumah, ibu2 yang tidak bekerja justru lebih sering mengabaikan anak2nya, mereka lebih sering jalan2, arisan, ngrumpi, ke salon dsb...
Kebetulan tempat aku bekerja sistemnya project dan kontrak, jadi kalaupun project sudah selesai aku bisa istirahat di rumah, dan kalau ada project baru kita bisa mulai kerja lagi...
Jadi intinya selama kita punya kesempatan kita manfaatkan dengan sebaik2nya...
Gitu prends..wah bahasane tuwo tenan yo...
R-.
______________________________________________________________________________ The DAI email disclaimer can be found at http://www.dai.com/disclaimer.
1 comment:
Sorry Rin.. ojo nesu to.. Kan cuma bercanda.. Soale pesene Sugeng ngono je.. Sekali lagi sorry yo.. (teks wis tak edit maneh..)
Post a Comment